Karakteristik
Perkembangan dan Pendidikan Untuk Anak Tunagrahita di SDLB Cendana Dawe Kab. Kudus
Observasi
Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata
Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Muzdalifah, S.Psi., M.Si

Disusun
Oleh :
1.
Ahmad Abdul Aziz (112423)
2.
Muhammad Asy’ari (112434)
Kelas
: L-PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI(STAIN)KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PRODI PAI
2014
A.
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan
pendidikan di beberapa sekolah khususnya sekolah luar biasa belum dipertimbangkan
sesuai dengan kebutuhan anak, masalah, dan kemampuan anak. Guru cenderung hanya
mengejar keterlaksanaan apa yang ditargetkan dalam kurikulum semata. Padahal,
cirri khas dalam penyelenggaraan pendidikan anak berkebutuhan khusus adalah
selalu berorientasi pada kebutuhan anak. Layanan pendidikan lebih ditekankan
kepada layanan individual. Hal ini dikarenakan kebutuhan dan kemampuan setiap
anak berbeda- beda. Layanan pendidikan yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan, masalah, dan kemampuan anak.
Dalam upaya
memahami masalah dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus, seorang
guru membutuhkan data yang akurat berkenaan dengan kebutuhan
dan masalah yang dihadapi setiap anak didiknya. Untuk dapat menggali data dan
informasi tentang kebutuhan dari masalah yang dihadapi anak, Mahasiswa
khususnya calon pendidik dapat melakukannya melalui kegiatan yang disebut
Observasi dan Wawancara. Observasi dan Wawancara dapat dipandang sebagai suatu
upaya pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berhubungan dengan anak. Untuk itu, Observasi dan Wawancara
sangat penting untuk dipergunakan sebagai bahan untuk mngumpulkan informasi
informasi yang berkenaan dengan ABK untuk kepentingan belajar dan mengajar di
sekolah khususnya di kelas SDLB Cendana.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitihan kami ini pada dasarnya
problem yang bersumber dari latar belakang masalah. Adapun rumusan masalah Sehubungan
dengan latar belakang di atas maka didalam penelitian kami ini adalah bagaimana
proses perkembangan intelektual anak hubungannya inteligensinya di dalam proses
pendidikan. sebagai
berikut :
a.
Bagaimana Emosi dan Kepribadian di Sekolah ?
b.
Bagaimana Sosiolisasi di Lingkungan ?
c.
Bagaimana Perkembangan Kognitif Anak ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan penelitian ini pada dasarnya adalah
menjawab sejumlah rumusan masalah adapun manfaat penulisan penelitian :
a.
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
b.
Untuk mengetahui gambaran bagaimana cara mendidik
dan mengajar anak Tunagrahita di Sekolah
c.
Untuk memberikan
informasi kepada para pembaca bagaimana keadaan fisik maupun mental serta
penyebab ketunaan pada anak berkebutuhan khusus, khususnya pada Anak penderita
Tunagrahita.
D.
Pelaksanaan Observasi
Tempat : SDLB Cendana Dawe Kudus
Alamat : Dawe, Cendana Dawe Kab. Kudus
Hari/
tanggal : Rabu, 29 April 2014
Waktu : Pukul 07.30 s/d 10.00 WIB
E.
Identitas dan
Informasi Anak yang mengalami Tunagrahita
Identitas Anak Tunagrahita
Nama : Ahmad Syhiabuddin
Jenis kelamin : Laki – laki
TTL : Kudus, 23 Januari 2004
Agama : Islam
Pendidikan : Kelas IV C SD
Jenis kelainan : Tunagrahita
Anak urutan ke : 3 dari 3 bersaudara
Nama Orang tua :
1.
Ayah : Sarwono
2.
Ibu :
Ukhrowiyah
Pendidikan Orang
Tua :
1.
Ayah :
SMP
2.
Ibu :
SD
Pekerjaan Orang
tua :
1.
Ayah :
Petani
2.
Ibu :
Ibu Rumah Tangga
Alamat : Nalum Sari RT 04 / RW 03
Orang
Tua
(Ukhrawiyah
)
F.
Observasi
Gejala yang nampak Pada Ahmad
Syihabuddin yang mengalami Tunagrahita, sebelumnya Ahmad Syihabuddin merupakan
anak yang mengalami tunagrahita cukup berat. Tetapi sesuai dengan informasi
yang kami peroleh sewaktu melakukan observasi pada tangal 29 April 2014 bahwa Syihabuddin
sudah tidak lagi di kategorikan sebagai anak tunagrahita berat. Di karenakan anak tersebut sudah menjalani
pendidikan di sekolah SDLB Cendana ini selama 4 Tahun berjalan. Dari proses penendidikan tersebut, Ahmad
Syihabuddi sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Secara langsung sesuai
dengan observasi yang kami laksanakan bahwa anak ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut : Ciri- ciri fisik badan gemuk wajah bulat.
Perkembangan sosial emosionalnya
masih kurang stabil. Ia mudah marah apabila diganggu oleh temannya dan juga
orang asing. Tetapi ia tidak pernah memukul/mencubit teman sekolahnya. Di
sekolah, anak ini agak pemalu. Terutama jika bertemu dengan orang asing/orang
yang baru dikenalnya. Ia akan menundukkan kepalanya saat di ajak berbicara oleh
orang asing. Bahkan ketika ia di ajak untuk berkomunikasi dengan orang baru pasti
ia akan menghindar dengan cara membuat suatu alasan untuk dapat menghindar dari
orang asing.[1]
Misalnya ketika ia di ajak untuk
berkenalan dengan orang baru pasti ia akan malu Dalam kesehariannya, ia jarang
berbicara dengan orang asing. Apabila di ajak bercakap-cakap, ia hanya akan
menjawab seperlunya saja, sebatas satu atau dua kata. Tetapi dalam
pengucapannya cukup jelas. Mata pelajaran yang paling ia sukai adalah
menggambar.
Ia pandai sekali menggambar.
Bahkan sesuai dengan informasi dari hasil wawancara kami dengan Ibu Ukhrawiyah (Ibunda Syihabuddin) bahwa Syihabuddin
sangat suka sekali menggambar dan bermain mobil-mobilan asalkan ada temannya
yang mengajak untuk bermain. Di lihat dari perkembangan kognitf memang tidak
sepandai orang orang normal, tetapi Syihabuddin ini sangat bersemangat sekali
kalau sedang menggambar. Dan selain itu juga Syihabuddinbisa bermain
mobil-mobilan. Ibunda Syihabuddin (Ibu Ukhrawiyah) menyediakan buku di rumahnya
untuk di pelajari. Dapat kami simpulkan bahwa secara keseluruhan anak yang kami
observasi di sekolah SDLB Cendana ini merupakan anak yang mengalami tunagrahita
sedang walaupun sebelumnya memiliki tunagrahita berat.[2]
Ciri-ciri Tunagrahita sedang:
·
Tunagrahita sedang disebut juga imbesil.
·
Memiliki IQ antara 51-36 atau 54-40.
·
Mampu mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari
bahaya. Seperti menghindari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari
hujan, dll.
·
Sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik
seperti membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Namun, bisa diatasi dengan
latihan setiap hari.
·
Mampu menulis secara sosial, misalnya menuliskan nama
sendiri dan alamat rumah
·
Membutuhksn pengawasan yang terus menerus.
·
Dapat bekerja di tempat kerja terlindung.[3]
G.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang telah di uraikan, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Anak Tunagrahita tidak sama dengan Anak normal biasa, jadi
butuh pengajaran khusus bagi anak Tunagrahita
2.
Anak Tunagrahita memiliki IQ yang lebih rendah di bamdimgkan
dengan Anak normal lainnya
3.
Anak Tunagrahita mengalami kesulitan dalam pergaulan dan
mengendalikan diri, setelah tamat sekolah ia belum siap untuk bekerja,
sedangkan ia tidak mungkin untuk melanjutkan pendidikan. Akibatnya ia hanya
tinggal di rumah yang pada akhirnya ia merasa frustasi.
4.
Anak Tunagrahita memiliki masalah dalam kehidupan
sehari-hari, masalah kesulitan belajar, masalah penyesuaian diri, masalah
penyaluran ke tempat kerja.
H.
Dokumentasi
·
Tempat Observasi SDLB Cendana Kec. Dawe Kab. Kudus

·
Interview dengan Wali Kelas IV C


·
Kegiatan Belajar Mengajar

·
Foto Bersama dengan
Siswa (Ahmad Syihabuddin), Orang Tua (Ibu Ukhrawiyah), dan Wali Kelas
(Suyana)

DAFTAR PUSTAKA
Interview
Wali Kelas Bapak Suyana
Interview
Orang Tua Ibu Ukhrawiyah (Ibu dari Ahmad Syihabuddin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar